31 Maret 2009
Anda tahu kenapa Indonesia BELUM SAMPAI menjadi negara maju?

Karena rakyat Indonesia sejak dini sudah di doktrin dengan lagu2 yang tidak bermutu & mengandung serta mengajarkan banyak kesalahan, kekeliruan, kerancuan, dan menurunkan motivasi.. mari kita buktikan :

~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~
"Balonku ada 5... rupa-rupa warnanya... merah, kuning, kelabu.. merah muda dan biru... meletus balon hijau, dorrrr!!!"

Perhatikan warna-warna kelima balon tsb, kenapa tiba2 muncul warna hijau?
Jadi jumlah balon sebenarnya ada 6, bukan 5 ! -

~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~
"Aku seorang kapiten.... mempunyai pedang panjang...kalo berjalan prok..prok.. prok.... aku seorang kapiten!"

Perhatikan di bait pertama dia cerita tentang pedangnya, tapi di bait kedua dia cerita tentang sepatunya (inkonsistensi)
Harusnya dia tetap konsisten, misal jika ingin cerita tentang sepatunya seharusnya dia bernyanyi :
"mempunyai sepatu baja (bukan pedang panjang)..kalo berjalan prok..prok.. prok..", nah, itu baru klop!
jika ingin cerita tentang pedangnya, harusnya dia bernyanyi :
"mempunyai pedang panjang... kalo berjalan ndul..gondal. .gandul.... atau srek...... srek.. srek.." itu baru sesuai dgn kondisi pedang panjangnya!

~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~
"Bangun tidur ku terus mandi.. tidak lupa menggosok gigi..... habis mandi ku tolong ibu.. membersihkan tempat tidurku.."
Perhatikan setelah habis mandi langsung membersihkan tempat tidur.
Lagu ini membuat anak-anak tidak bisa terprogram secara baik dalam menyelesaikan tugasnya dan selalu terburu-buru.
Sehabis mandi seharusnya si anak pakai baju dulu dan tidak langsung membersihkan tempat tidur dalam kondisi basah dan telanjang!

~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~
"Naik-naik ke puncak gunung..tinggi. . . tinggi sekali.. kiri kanan kulihat saja... banyak pohon cemara...2X"

Lagu ini dapat membuat anak kecil kehilangan konsentrasi, semangat dan motivasi!
Pada awal lagu terkesan semangat akan mendaki gunung yang tinggi tetapi kemudian ternyata setelah melihat jalanan yg tajam mendaki
lalu jadi bingung dan gak tau mau berbuat apa, bisanya cuma noleh ke kiri ke kanan aja, gak maju2!

~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~
"Naik kereta api tut....tut.. tut. .. siapa hendak turut ke Bandung ..Sby..bolehlah naik dengan naik percuma...ayo kawanku lekas naik..keretaku tak berhenti lama"

Nah, yg begini ini yg parah! mengajarkan anak-anak kalo sudah dewasa maunya naik KA gratis melulu.
Pantesan PJKA rugi terus!

~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~
"Di pucuk pohon cempaka... burung kutilang berbunyi.. bersiul2 sepanjanghari dg tak jemu2..mengangguk2 sambil bernyanyi tri li li..li...li. . ..... li..li.."

Ini juga menyesatkan dan tidak mengajarkan kepada anak2 akan realita yg sebenarnya. Burung kutilang itu kalo nyanyi bunyinya cuit..cuit.. cuit !
kalo tri li li li li itu bunyi kalo yang nyanyi orang (catatan: acara lagu anak2 dgn presenter agnes monica waktu dia masih kecil adalah Tra la la trili li!), bukan burung!

~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~
"Pok ame ame.. belalang kupu2... siang makan nasi, kalo malam minum susu.."
Kalo anak kecil, karena belom boleh maem nasi, jadi gak pagi gak malem ya minum susu!

~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~
"Nina bobo nina bobo oh nina bobo... kalau tidak bobo digigit nyamuk"

menurut psikolog: jadi sekian tahun anak2 indonesia diajak tidur dgn lagu yg penuh nada mengancam

~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~
"Bintang kecil dilangit yg biru..."
(Bintang khan adanya malem, lah kalo malem emang warna langitnya biru?)

~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~
"Ibu kita Kartini....harum namanya"
(Namanya Kartini atau Harum?)

~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~
"Pada hari minggu..naik delman istimewa ku duduk di muka"
(Nah, gak sopan khan..masa duduk di muka??)

~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~
"Cangkul-cangkul, cangkul yang dalam, menanam jagung di kebun kita..."
(kalo mau nanam jagung, ngapain dalam-dalam emang mo bikin sumur?

~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~
'Pelangi-pelangi alangkah indahmu,..... pelukismu agung, siapa gerangan ?"
( kan udah tahu yang ngelukisnya si Agung, masih nanya siapa gerangan ?"

Semoga tawa anda menyejukkan dunia...
Cuma sekedar intermezzo.. . gak usah dipikirim secara serius... haha...

29 Maret 2009
Ada kegundahan tersendiri yang dirasakan seekor anak katak ketika langit tiba-tiba gelap. "Bu, apa kita akan binasa. Kenapa langit tiba-tiba gelap?" ucap anak katak sambil merangkul erat lengan induknya. Sang ibu menyambut rangkulan itu dengan belaian lembut.

"Anakku," ucap sang induk kemudian. "Itu bukan pertanda kebinasaan kita. Justru, itu tanda baik." jelas induk katak sambil terus membelai. Dan anak katak itu pun mulai tenang.

Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba angin bertiup kencang. Daun dan tangkai kering yang berserakan mulai berterbangan. Pepohonan meliuk-liuk dipermainkan angin. Lagi-lagi, suatu pemandangan menakutkan buat si katak kecil. "Ibu, itu apa lagi? Apa itu yang kita tunggu-tunggu?" tanya si anak katak sambil bersembunyi di balik tubuh induknya.

"Anakku. Itu cuma angin," ucap sang induk tak terpengaruh keadaan. "Itu juga pertanda kalau yang kita tunggu pasti datang!" tambahnya begitu menenangkan. Dan anak katak itu pun mulai tenang. Ia mulai menikmati tiupan angin kencang yang tampak menakutkan.

"Blarrr!!!" suara petir menyambar-nyambar. Kilatan cahaya putih pun kian menjadikan suasana begitu menakutkan. Kali ini, si anak katak tak lagi bisa bilang apa-apa. Ia bukan saja merangkul dan sembunyi di balik tubuh induknya. Tapi juga gemetar. "Buuu, aku sangat takut. Takut sekali!" ucapnya sambil terus memejamkan mata.

"Sabar, anakku!" ucapnya sambil terus membelai. "Itu cuma petir. Itu tanda ketiga kalau yang kita tunggu tak lama lagi datang! Keluarlah. Pandangi tanda-tanda yang tampak menakutkan itu. Bersyukurlah, karena hujan tak lama lagi datang," ungkap sang induk katak begitu tenang.

Anak katak itu mulai keluar dari balik tubuh induknya. Ia mencoba mendongak, memandangi langit yang hitam, angin yang meliuk-liukkan dahan, dan sambaran petir yang begitu menyilaukan. Tiba-tiba, ia berteriak kencang, "Ibu, hujan datang. Hujan datang! Horeeee!"
**

Anugerah hidup kadang tampil melalui rute yang tidak diinginkan. Ia tidak datang diiringi dengan tiupan seruling merdu. Tidak diantar oleh dayang-dayang nan rupawan. Tidak disegarkan dengan wewangian harum.

Saat itulah, tidak sedikit manusia yang akhirnya dipermainkan keadaan. Persis seperti anak katak yang takut cuma karena langit hitam, angin yang bertiup kencang, dan kilatan petir yang menyilaukan. Padahal, itulah sebenarnya tanda-tanda hujan.

Benar apa yang diucapkan induk katak: jangan takut melangkah, jangan sembunyi dari kenyataan, sabar dan hadapi. Karena hujan yang ditunggu, insya Allah, akan datang. Bersama kesukaran ada kemudahan. Sekali lagi, bersama kesukaran ada kemudahan. (mnuh)

Ada sebuah pertanyaan setiap kali membaca surat Al Baqarah ayat 30-39. Sebuah episode awal sejarah kehidupan yang penggalannya menjadi kisah hingga akhir zaman. Tidak ada salahnya hening sejenak. Meninggalkan rutinitas kehidupan yang tak pernah berhenti. Sebentar kembali pada ‘zero mind’ untuk bersama mengingat, apa sebenarnya yang terjadi, dan untuk apa keberadaan kita hadir di dunia ini.


Allah SWT memberitakan kisah yang pernah terjadi jauh sebelum kehidupan ini ada, sabdaNya:
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir

Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.
Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan." (QS 2: 34-36)

Pertanyaannya adalah mengapa peristiwa ini begitu penting di sisi Allah SWT. Sehingga, menjadi penyebab awal adanya peristiwa dahsyat yang melahirkan perubahan di alam semesta. Rangkaian kisah dengan klimaks di satu ayat (QS 2:36) yang membawa perubahan besar pada terjadinya alam semesta dan bumi yang menghampar dengan segala strukur alam raya yang terbentang luas dan tak terjangkau akal manusia. Dan, perilaku Adam dan Hawa di sisi Allah SWT yang menyebabkan-Nya mengeluarkan Adam dan Hawa untuk tinggal di bumi yang kecil dibandingkan alam semesta yang begitu luasnya.

Allah SWT berfirman : "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. (QS 2: 35)
Allah SWT memerintah Adam untuk mendiami surga dengan segala fasilitas dan kenikmatan yang diberikan kepada Adam setelah ia menjalani beberapa tahapan kehidupan yang baru saja dijalaninya yaitu, pertama setelah ia berhasil mempresentasikan ilmu pengetahuan yang Allah berikan dengan memberitahu nama-nama benda kepada para malaikat juga iblis. Dan kedua setelah jelas posisi iblis pada akhir perdebatan iblis dan pernyataan sikap penolakannya kepada Allah SWT yang membuatnya menjadi reposisi menjadi makhluk yang dilaknat.

Jadi Allah SWT mempersilahkan Adam untuk bersenang-senang bersama Hawa, untuk menikmati makanan yang begitu bervariasi macam dan banyak. Di mana saja tempat yang Adam sukai tanpa dibatasi jumlah kenikmatan dan seberapa banyak fasilitas yang bisa dinikmati kecuali satu hal, yaitu janganlah kamu dekati pohon ini.

Dari beberapa tafsir dijelaskan bahwa kata jannat berarti suatu tempat yang dipenuhi pohon, taman - taman yang indah. Jannat dan juga limpahan kebutuhan didalamnya termasuk izin keleluasaan yang Allah berikan kepada Adam adalah simbol kenikmatan dan fasilitas kebebasan juga kewenangan untuk melakukan segala keleluasaan surga yang begitu luasnya kecuali satu hal yaitu sebuah pohon, hal yang teramat kecil bila dibandingkan dengan kenikmatan yang Adam peroleh.
Lalu marilah kita sama-sama menilik kisah ini dalam - dalam, mampukah bekalan-bekalan ilmu pengetahuan yang sebelumnya Adam peroleh di ayat sebelumnya, termasuk bertatap langsung dengan keagungan Allah SWT yang menciptakannya dan juga terusirnya iblis atas pembangkangannya menjadikannya sebagai sebuah pelajaran mampu mencegahnya dari ingkar kepada Rabnya?

Ternyata, ilmu yang Adam miliki, kehormatan karena kemuliaan yang diberi, keistimewaan bertemu dengan sang Khalik langsung dan juga menyaksikan dengan mata kepala sendiri betapa murkanya Allah SWT kepada iblis yang membangkang perintahNya, itu semua tidak cukup menahan Adam untuk tidak mendekati pohon tersebut. Maka peristiwa itulah yang menyebabkan perubahan alam dan kita semua ada saat ini. Betapa mahal harga yang ditebus untuk mendidik kita menjadi hamba mulia dan mampu kembali ke tempat asal di surga sana. Maka maukah kita menjadikan ini sebagai pelajaran berharga?

Kalau mendekati sebuah pohon saja mengakibatkan perubahan alam yang luar biasa, menjadikanNya mencipta tempat singgah (bumi) bagi Adam yang terusir, padahal perintah Allah SWT sangat sederhana, bahkan tidak merusak tatanan lingkungan disana. Lalu, pertanyaannya adalah dimana tempat yang cocok buat kita? Bagaimanakah dengan ahli ilmu yang melakukan kedustaan? Bagaimanakah dengan pencuri dan koruptor yang membunuh masyarakat dengan perlahan, bagaimanakah kaum munafiqin yang berlaku nista dengan selendang ketaqwaan? Bagaimanakah tempat yang cocok untuk orang yang bersiul-siul tenang, menutup mata, hati dan fikiran? Wahai, dimanakah tempat bagi orang yang tak mampu lagi membedakan dzulumat wa nur….

Ketahuilah, bukanlah soal pohonnya yang membuat perubahan reposisi Adam, lihatlah lebih dalam jernihkan hati. Bukanlah halal haram, bukanlah masalah objek dan materi kebendaan, tapi bagaimana setiap kita menghargai eksistensi Allah SWT diatas segala hasrat, keinginan, dan ambisi. Adakah makna Laa ilaahaillallah benar-benar menghujam kuat dalam perilaku, bagaimanakah tubuh - tubuh ini bisa bersikap santun dan begitu percaya dan menghargai eksistensiNya, trust filaah.

Konon ada begitu banyak pohon di dunia yang menggoda, tiga diantaranya begitu tersohor muatannya yaitu pohon harta, pohon tahta dan pohon wanita. Memang banyak yang mendekati pohon itu karena belum diberitakan ilmunya, namun banyak juga yang teramat kuat dorongannya bahkan badannya masih jauh tapi tangannya sudah menggapai - gapai, angan - angannya lebih panjang lagi, lidahnya menjulur - julur pula. Sebagian diantaranya sudah cukup bekalan ilmunya.
Ambisi untuk hidup abadi dalam kesenangan sebagaimana hembusan rayuan iblis pada Adam untuk mendekati pohon agar mendapat kenikmatan abadi.

Iblis bermuslihat dalam argumentasi yang seolah fakta bahwa kenikmatan yang Adam nikmati tidak kekal itulah yang menyebabkan Allah SWT melarang mendekati pohon tersebut, dan terbukti hembusan iblis berhasil menipu daya Adam, itulah saat di mana terbukti dan tersingkap kebenaran Allah SWT dan kedustaan iblis.

Kemuliaan Allah SWT dan keterpurukan akibat tipu daya iblis. Iblis juga menjadikan manusia memandang baik perbuatan buruk, menghiasinya dengan kecintaan-kecintaan secara perlahan dengan memandang halal perbuatan haram. Kecemasan kalau kenikmatan dan fasilitas tidak kekal, atau mempertahankan kondisi nyaman yang ingin dipertahankan terus menerus tak ingin bila segera usai.

Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis diantara mereka (QS 15:39-40)

Di zaman globalisasi seperti ini dimana sistem informasi begitu cepat dan pesat, rasanya sulit mencari orang yang tidak tahu tentang kebatilan. Pertanyaan yang sering dilontarkan adalah siapa hari gini yang tidak tahu bahwa berdusta adalah perbuatan dosa? Siapa yang tidak tahu bahwa korupsi adalah nista? Siapa yang tidak tahu berbuat maksiat adalah perbuatan amoral? Mungkin yang paling mudah adalah siapa yang tidak tahu bahwa mengerjakan shalat, hingga berpakaian menutup aurat adalah wajib hukumnya dalam Islam? Kita semua tahu, tapi mengapakah keinginan dan dorongan pendustaan itu lebih kental dan kuat.

Ada sebuah nasihat yang selalu diingat hingga saat ini, nasihatnya adalah : “ ketahuilah bahwa hati yang bersih akan melahirkan kebenaran, sebaliknya hati yang kotor hanya akan melahirkan pembenaran-pembenaran dan alasan-alasan yang kuat”. Jadi ketika seseorang banyak berargumen melakukan pembenaran dan begitu banyak alasan disaat tangannya nyata-nyata berlumpur, itu hanyalah mencerminkan kekotoran jiwa yang sesungguhnya. Ketika seseorang nyata-nyata melakukan perbuatan haram tapi bersikap tenang dengan alibi, dalih dan pembenaran maka itulah cerminan kekotoran jiwa, kekotoran aqidah yang dikemas dengan rapi sehingga mampu meyakinkan banyak orang.

kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir. (QS: 6:130)

Mereka adalah orang-orang kafir yang tertutup matanya, hatinya, atau mereka sendiri yang menutup kebenaran sesudah sampai kebenaran pada akalnya.

Allah SWT mengatakan dalam firmanNya : Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).(QS: 17:72)
Maka, hendaknya jihad dilakukan sejak ia masih merupakan bisikan hati. Bukankah setan menjerumuskan manusia dengan membisikkan ke hatinya, sebagaimana iblis menghembuskannya kepada Adam. Selain itu potensi fujur dan taqwa dalam diri manusia tidak terjadi begitu saja. Tapi, melalui proses yang panjang. Kebaikan seseorang pasti dimulai dari niat, dari ide-ide positif yang melahirkan perbuatan yang baik dan bila dilakukan berulang-ulang akan menjadi sebuah kebiasaan yang baik.

Begitupula keburukan seseorang tidak terjadi begitu saja. Tapi, pasti melalui proses yang panjang sedikit demi sedikit sejak masih berupa bisikan, rencana-rencana, gagasan-gagasan, ide-ide yang diwujudkan dalam aktivitas, kegiatan, proyek-proyek dan segala hal yang dilakukan terus menerus. Sehingga, maksiatnya semakin tak bisa dikendalikan. Sebagaimana Allah SWT memberi pahala pada seseorang yang berniat melakukan kebaikan meskipun tidak terlaksana, maka menghalau fikiran buruk dan membatalkan aktivitas yang fasik adalah sebuah jihad hati dan fikiran.

Kalau Nabi Adam menjadi terusir dari kedudukannya yang terhormat ke bumi, manusia mungkin tidak perlu terusir kebumi-bumi lain yang lebih rendah, cukuplah martabat itu menjadi grade bagi kedudukan dan kemuliaan seorang hamba di hadapan Allah SWT. Kalau diatas dibahas, mampukah segala ilmu yang Adam peroleh mencegahnya dari tipu daya iblis, maka pelajaran dan hikmahnya adalah mampukah ilmu yang kita miliki mencegah kita dari melakukan perbuatan fasik, munafiq dan kekafiran yang diilhami iblis dan antek-anteknya. Begitulah, sesungguhnya segala perbuatan yang dilakukan oleh manusia adalah cerminan dari kedekatan seorang hamba pada Rabnya

Semua informasi tentang kisah yang dialami oleh Adam as dan Hawa merupakan pelajaran yang teramat mahal dan sangat berharga bagi kehidupan dunia yang kenikmatannya hanya bersifat sementara. Semoga kisah ini menjadi inspirasi panjang yang tak pernah bosan untuk dipelajari bagi hamba-hamba yang ikhlas dan rela menahan kesabaran di dunia yang fana ini. Semoga bisa pulang ke kampung akhirat dengan bahagia.
Wallahualam bishawab
Sebuah pesantren di daerah Jawa Tengah memberikan cerita hikmah untuk kita semua. Ceritanya dimulai beberapa tahun yang lalu saat pengurus pesantren tersebut tepatnya pemilik pondokan (sebutan sebuah pesantren) memelihara seekor burung beo.

Beo merupakan jenis burung yang paling cerdas menirukan suara-suara manusia selain burung kakak tua. Bertahun-tahun Kiai mengajarkan sebuah kalimat kepada beo itu. Kalimat yang sering kita baca dalam sholat. kalimat tauhid, ”Laillahaillallah Muhammadarrasulullah” terus diajarkan kepada beo. Hingga begitu lancarnya di lafadzkan oleh burung beo.

Selama beberapa lama pondokan diramaikan kalimat tauhid di ucapkan si burung beo. Memberikan suasana dzikir para santri semakin berwarna. Ada kebanggaaan sendiri melihat seekor burung bersuara kalimat tauhid.

Tahun berganti tahun. Suatu pagi kiai memberikan makan seperti biasa untuk beo kebanggaan itu. Ada yang aneh dari beo yang tak seperti biasanya. Lincah, berputar-putar 360 derajat, makan minum dan mengucapkan kalimat tuhid. Kali ini beo begitu lunglai. Diperhatikannya beo oleh Pak Kiai yang semain lama semakin menunduk. Tak berapa lama beo terjatuh dari tenggerannya. ”Plak”. Burung beo terjatuh di dasar sangkar luas itu. Kontan Kiai sedih dan menangis. Sejak saat itu beliau selalu menangis, bahkan saat mengajar.

Beberapa hari tak reda sedihnya. Hal ini membuat santri khawatir akan kondisi Pak Kiai. Suatu hari seluruh santri berkumpul untuk membicarakan solusi agar Kiai tidak lagi bersedih. Mereka sepakat untuk mengumpulkan sebagian uang jajan untuk membelikan seekor beo untuk Pak Kiai. Mereka benar-benar mengira kesedihan Pak Kiai disebabkan matinya beo terdahulu yang sangat di banggakan oleh seluruh seantero pondokan.

Pada suatu pagi seusai sholat subuh berjamaah sebelum kuliah subuh. Perwakilan salah satu santri memberanikan diri untuk berbicara mengutarakan rencana santri se pondokan yang akan mengganti beo yang meninggal dan memberikan uang yang telah terkumpul dan dikira cukup membeli seekor beo.

"Assalamu’alaykum Wr Wb., Afwan Kiai, ana mohon izin berbicara sebelum kuliah subuh dimulai", kata santri itu.

"Silahkan. Apa yang akan kau sampaikan", sambut Kiai.

"Kemarin kami semua berkumpul dan bermusyawarah, bagaiamana mencari solusi agar Kiai tak bersedih lagi, karena beo yang telah mati. Kita bisa menggantinya insya Allah", tambah sang santri.

"Alhamdulillah. Hari ini saya melihat persaudaraan antar santri yang semakin erat. Walaupun kalian dari berbagai suku, tetapi dapat disatukan menjadi saudara dengan balutan Iman kepada Allah. Tidak ada lagi sekat lagi karena golongan darah atau saudara sedarah. Kalian telah menunjukkan persaudaraan kalian didasarkan karena cinta Pada Allah. Subhanallah. Jaga itu", jawab Kiai.

Santri: ????

Santri semakin bingung. Kiai meneruskan ceritanya kenapa dia bersedih.

"Kalian tahu kenapa aku bersedih. Kalian menyaksikan aku mengajarkan kalimat Tauhid (Laillahaillallah....) kepada beo itu bertahun-tahun, dan dia lancar mengucapkannya selama beberapa tahun juga. Tahukah yang sangat membuat sedih hingga kini? Aku sedih karena burung Beo yang telah kuajarkan kalimat tadi ternyata ketika sakaratul maut hanya berbunyi, “Kheeeeek”. Ya itu saja yang di suarakan beo itu", ungkap Kiai.

Padahal aku mengajarkannya bertahun-tahun mengucapkan kalimat tauhid. Inilah yang membuat aku bersedih dan melakukan instropeksi diri. Apakah nanti di penghujung sakaratul maut aku juga akan seperti beo itu. Aku selalu mengajarkan kalimat tauhid dan selalu ber ibadah. "Hari ini aku berpesan kepada kalian semua untuk terus meningkatkan ibadah kita secara sungguh-sungguh. Dan jangan ada penyakit dalam hati kita", tegas Kiai.

Serentak pondokan hening. Seluruhnya menunduk dan menangis tersedu. Beberapa santri berpelukkan dan saling meminta maaf kepada saudara lainnya. Dalam kondisi seperti ini ada satu pertanyaan, “Bagaimana dengan kita semua?”......

About Me

Foto Saya
Wongatas La Tansa
Lihat profil lengkapku